Friday, 27 January 2012

Bantaeng (Butta Toa)

Sejarah                                      
                                      BANTAENG ”BUTTA TOA”    
    
                 Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 50 2123-503526lintang selatan  dan 11905142-1200526 bujur timur.Berjarak 125 Km kearah selatan dari ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan . Luas wilayahnya mencapai 395,83 Km2,dengan jumlah penduduk 170.057 jiwa (2006) dengan rincian  laki-laki sebanya 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Tebagi atas 8 kecamatan serta 46 desa dan 21 kelurahan Pada bagian utara daerah ini terdapat daratan tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang .Sedangkan selatan membujur dari barat ke timur terdapat di daratan rendah yang meliputi pesisir pantai  dan persawahan .

                 Kabupaten Bantaeng yang luasnya mencapai 0,63% dari luas Sulawesi Selatan, masih memiliki potensi alam untuk di kembangkan lebih lanjut. Lahan yang di milikinya + 39.583 Ha. Di kabupaten Bantaeng mempnyai hutan produksi terbatas 1.262 Hektar dan hutan lindung   2.773 Hektar. Secara keselurhan lus kawasan hutan enurut fungsinya di kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Hektar (2006).

                  Karena sebagian penduduknya petani, maka wajar bila Bantaeng sangat mengandalkan sector pertanian. Mask dalam pengembangan Karaeng Lompo sebab memengjenis tanaman sayur-sayurannya sudah berkembang pesat selama ini. Kentang adalah tanaman hortikultura  yang paling menonjol. Data terakhir menunjukkan bahwa produksi kentang mencapai  4.847 ton (2006). Selain kentang , holtikultra lainnya adalah kool 1.642 ton, wortel 325 ton, dan buah-buahan seperti pisang dan mangga. Perkembangan produksi perkebunan , khususnya komoditif utama mengalami peningkatan yan cukup berarti.

                 Sektor industri menjadi pilihan kedua untuk di kembangkan di Kabupaten Bantaeng  yang dari than ketahun mengalami peningkatan . engembangan sektor industry sangat berpeluang dimsa mendatang, namun membtuhkan investor yang sangat kuat. Dengan perkembangan sector industry, dampaknya sangatpositif. Sebab disamping meningkatkan pendapatan  masyarakat juga menyerap tenaga kerja . industry-industri yang berkembang antara lain  adalah industri pembersih biji kemiri, pembuatan gula merah, pertenunan godongan, pembuatan perabot rumah tangga dari kayu, anyaman bambu atau dari daun lontar.

                                                     PARIWISATA                  
              Sektor lain yang perlu diperhitungkan adlah sector pariwisata. Kabupaten Bantang memiliki peninggalan sejarah yang tercatat dalam buku-buku sejarah. Peninggalan- peninggalan sejarah tersebut sangat menarik untuk dikunjungi. Tak heran  jika pemerintah kabupaten setempat sangat menaruh perhatian terhadap par hatian terhadap pariwisata. Terbukti direnovasinya berbagai objek wisata alam menjadi tmpat menarik, seperti permandian alam Bissappu. Juga dipeliharanya peninggalan-peninggalan sejarah seperti Bala Tujua yang merupakan kebanggaan masyarakat setempat.
           Kabupaten Bantaeng terus berpacu dengan daerh lainnya dengan mengembangkan  penataankota melalui penataan kota, drainase, lampu jalan , dan lain-lain.

                           SEJARAH PENETAPAN HARI  JADI BANTAENG
            Hari kelahiran Bantaeng  adalah merupakan momentum sejarah yang meiliki makna yang sangat dalam  dan mendasar, oleh karena itu maka penentuan hari jadi Bantaeng  harus dilakukan dengan arif dan bijaksana serta mempertimbangkan  berbagai haldan dimensi, antara lain dengan mempergunakan berbagai pendekatan dan penelitian yang seksama, seperti seminar. Disuse- diskusi ilmiahdan observasi terhadap trhadap data lontara, penelitia situs sejrah dan melalui penelitian dokumen- dokumen yang ada.
            Apabila dilihat dari segi yuridis formal, maka hri jadi Bantaeng jatuh pada tanggal 14 juli 1959 disaat Undang-Undag Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
           Namun,  pemberlakuan Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959, bukanlah  menunjukkan keberadaan Bantaeng pertama kali , karena kabupaten Bantaeng sebagai bekas Afdeling pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda  sudah lama dikenal sebagai pusat  pemerintahan formal. Bahkan sejak tanggal 11 November 1737 Resident Pertama Pemerintahan Hindia Belanda telah  memimpin pemerintahan Bantaeng.
            Dengan statu “Butta toa”. Maka kita menoleh kepada sejarahjauh sebelumnya, ketika kerajaan Bantaeng terbentuk pada abad XII, yang telah di temukan oleh kerajaan Singosari dan kerajaan Majapahit ketika memperlebar  usaha dagang dan kekuasaan ke wilayah timur dan dicatat dalam berbagai dokumen, antara lain peta wilayah Singosari dan buku Prapanca yang berjudul  Negara Kertagama .
            Dengan demikian, maka hari jadi Bantaeng selain bermakna historis juga bermakna simbolik yang menggambarkan nilai budaya dan kebesaran Bantaeng d masa lalu dengan adat istiadat yang khas.
            Tanggal 7 menunjukkan simbo Balla Tujua di Onto, dan Tau Tujua yang memerintah di masa lalu yaitu: Karaeng Onto, Bissampole, Sinowa, Gantarang keke, Mamampang, Katapang  dan Lawi-Lawi.
            Selain itu, sejarah menunjukkan  pada tanggal 7 Juli 1667 terjadi perang Makassar, dimana tentara Belanda  mendarat lebih dahulu di Bantaeng  sebelum menyerang Gowa karena letaknya yang strategis sebagai bandar pelabuhan dan lumbung pasangan Kerajaan Gowa. Serangan Belanda tersebut gagal, kaena ternyata dengan semangat patritisme rakyat Bantaeng sebagai bagian kerajaan Gowa pada waktu itu mengadakan perlawan besar-besaran .
           Bulan 12, menunjukkan sistim adat 12 atau semacam DPRD sekarang, yang terdiri dari perwakilan rakyat melalui Unsur Jannang (Kepala Kampung) sebagai anggotanya , yang secara demokratis menetakan kebijaksanaan pemerintah bersama Karaeng Bantaeng
            Tahun 1254 dalam atlas sejarah Dr. Muhammad Yamin  telah dinyatakan 
wilayah bantaeng  sudah ada, ketika Kerajaan Singosari dibawah Pemerintahan Raja Kertanegara memperluas wilayahnya ke daerah timur Nusantara untuk menjali  hubungan niaga pada tahun  1254-1292. Penentuan autentik Peta Singosari ini jelas membuktikan  Bantaeng sudah ada dan eksis ketika itu.
            Bahkan menurut Prof. Nurudin Syahadat, Bantaen sudah ada sejak tahun 500 maehi, sehinnga dijuluki Butta Toa atau Tanah Tuo (Tanah bersejarah).
             Selanjutnya laorn peneliti Amerika Serikat Wayne A. Bougas menyatakan Bantayn adalah Kerajaan Makassar awal tahun 1200-1600, dibuktikan dengan ditemukannya penelitian arkeolog dan para penggali keramik pada bagian wilayah penting Bantaeng yakni berasal dari dinasti Sung(960-1279) dan ari dinasti Yuan (1279-1368).
              Dengan demikian, maka sesuai kesepakatan yang telah dicapai oleh pakar sejarah , sesepuh dan tokoh masyarakat Bantaeng pada tanggal 2-4 Juli 1999. Berdasarkan Kepuusan Mubes KKB Nomor 12/Mubes KKB/VII/1999 tanggal 4 Juli 1999 tentang penetaan Hari Jadi Bantaeng maupun kesepakatan DPRD Tingkat II Bantaeng ditetapkan pada tanggal 7 bulan 12 tahun 1254, Peraturan Daerah Nomor 28 tahun 1999.
             Sejak terbentuknya Kabupaten Bantaeng daerah Tingkat II Bantaeng berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959, Bupati Kepala Daerah Tingkat yang pertama dilantik pada tanggal 1 Februari 1960.
              Adapun pejabat pemerintah sejak terbentuknya Kabupaen Bantaeng sebagai berik:         1.A. Rifai  Bulu Tahun 1960-1965                                                                                                                 
2.Aru Saleh  tahun 1965-1966                                                                                                                  
3.Solthan Tahun 1966-1971                                                                                                                        
4.H.Solthan 1971-1978                                                                                                                            
5.Drs. H. Darwis Wahab Tahun 1978-1988                                                                                 
6.Drs.H.Malingkai Maknun Tahun 1988-1993                                                                                         
7.Drs.H.Said Saggaf Tahun 1993-1998                                                                                                             
8.Drs.H. Azikin Solthan Tahun 1998-2008                                                                                                      
9.Prof.Dr. Nurdin Tahun 2008- Sekarang  



                         8 KECAMATAN  67 DESA/KELURAHAN
             Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 wilayah  Kecamatan yaitu Kecamatan Bissappu, Ulu Ere, Bantaeng , Eremerasa, Tompobulu,Pa’jukukang,Sinoa dan Gantarang Keke. Kecamatan  Bissappu terdiri dari 4 desa dan 7 kelurahan, Kecamatan Ulu Ere terdiri dari 6 desa , Kecamatan Bantaeng terdiri dari 1 desa dan 8 kelurahan ,Kecamatan Eremerasa terdiri dari 9 desa, Kecamatan Tompobulu terdiri dari  6 desa dan 4 kelurahan , Kecamatan Pa’jukukangterdiri dari 10, Kecamatan Sino terdiri dari 6 desa desa dan kecamatan Gantarang Keke terdiri dari 4 desa dan 2 kelurahan .                                                                                                                                                                                                                                                                     Kecamatan Bissappu: Nama pejabat Tk. Kecamatan, Kepala Kelurahan, Kepala Desa dan Luas daerah Desa/Kelurahan di Kecamatan Bissappu . Kecamatan Bantaeng: Nama Pejabat Tk. Kecamatan , Kepala  Kelurahan, Kepala Desa dan Luas daerah Desa dan kelurahan di Kecamatan Bantaeng.                                                                                                                                                                        
Kecamatan Tompobulu: Nama Pejabat Tk. Kecamatan, kepala Kelurahan, Kepala Desa dan Luas daerah Dea, dan Kelurahan di Kecamatan Tompobulu.                                                                                                                                           Kecamatan Pa’jukukang: Naa Pejabat Tk.  Kecamatan Kepala Kelurahan Kepala Desa dan Luas daerah Desa, dan kelurahan Kecamatan Pa’jukukang.                                                                                
Kecamatan Ulu Ere:Nama Pejabat Tk. Kecamatan , Kepala Kelurahan , Kepala Desa dan Luas daerah Desa di kecamatan Ulu Ere.                                                                                                              Kecamatan Eremerasa: Nama Pejabat Tk. Kecamatan, Kepala Kelurahan , Kepala Desa dan Luas daerah Desa dan Kelurahan di Kecamatan Eremerasa.                                                                                                                                   
Kecamatan Sinoa: Nama Pejabat Tk. Kecamatan, Kepala Kelurahan ,Kepala Desa dan Luas daerah  Desa dan Kelurahan di Kecamatan Sinoa.                                                                                   
Kecamatan Gantarang Keke: Nama  Pejabat Tk. Kecamatan, Kepala Kelurahan, Kepala Desa dan Luas daerah Desa dan Kelurahan di Kecamatan Gantarang Keke    
                                                     

                                                                       PENDIDIKAN
              Pendidikan di Kabupaten Bantaeng adlah baagian integral dari sistim pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk mempertinggi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan ,keterampilan , budi pekerti, kepribadian dan semangat kebanggsaan  sehinnga dapat menumbuhkan manusia-manusia  pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama  bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
            Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta meningkatkan  parisipasi sekolah  pendudukan tentunya harus diimbangi dengan penyediaan  sarana dan  prasarana pendidikan, baik pendidikan formal maupun  non formal .

                                                    KESEHATAN

             Pembangunan  bidang kesehatan di Kabupaten Bantaeng diarahkan agar pelayanan kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat. Kesehatan merupakan   bagian yang terpenting dan diharpkan dapat menghasilkan derajat kesehatan  yang lebih tinggi dan memungkinkan  setiap orng hidup dan produktif secara social dan ekonomis
            Penyediaan sarana kesehatan masyarakat berupa rumah sakit, puskesmas , dan tenaga kerja kesehatan , semakin  ditingkatkan jumlahnya sesuai rencana pertahapannya , sejalan dengan itu penyediaan obat-obatan, alat kesehatan,  pemberantasan penyakit menular dan peningkatan penyuluhan di bidang kesehatan .
           Adapun sarana pelayanankesehatan di Kabupaten Bantaeng pada tahun 2006 telah tersedia berupa berupa sakit umum 1 buah , puskesmas/pustu 34 buah , puskesmas keliling 13 buah,  balai pengobatan 2 buah, dan 25 polindes. Jumlah dokter praktek sebanyak 26 orang, bidang desa 52 orang apotik 5 buah, dan took obat sebanyak 17 buah. Disamping itu Kabupaten Bantaeng jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2006 sebanyak 239 orang.
                              

                                                      KELUARGA BERENCANA

             Salah satu usaha pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah menggalakkan program keluarga berencana. Dalam rangka mengendalukan laju pertumbuhan penduduk dan menciptakan keluarga kecil yang bahagia dan sejahterayang menjadi dasar bagi tewujudnya  masyarakat sejahtera dengan mengendalikan kelahiran, beberapa cara telah ditempuh antar lain melalui kampanye gerakan keluarga berencana dan secara langsung mengatur kelahiran dengan memamfaatkan  alat kontrasepsi untuk pengaturan kehamilan.
            Sasaran kebijaksanaan program keluarga berencana adalah rangka upaya menurunkan tingkat kelahiran dan diharapkan semua PUS dapat menjadi peserta KB yang aktif. Jumlah PUS di Kabupaten Bantaeng tahun 2006 sebanyak 28.352 orang.
           Jumlah akseptor KB aktif  di Kabupaten Bantaeng tahun 2006 tercatat 22.016 orang , dimana 30,71% pemakai pil, 2,27% memakai IUD. 0,57% memakai kondom, 55,11% menggunakan suntikan dan sisanya 11,34% memakai alat kontosepsi lainnya. Persentase akseptor KB aktif terhadap PUS sekitar 77,65%.

                                                   AGAMA
           Upaya pemenuhan sarana dan prasarana kehidupan beragama pada dasarnya merupakan tanggungjawab masyarakat, karna pemerintah juga mempunyai tanggungjawab atas pembinaan  kehidupan beragama dalam masyarakat,  maka pemerintah telah memberikan bantuan  dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut
          Jumlah penduduk Kabuaten Bantaeng yang menganut Agama Islam sebesar 99,68% dan 0,32% merupakan non muslim.
          Sarana peribadatan di Kabupaten Bantaeng  pada than 2006 sebanyak 443 yang trdiri dari mesjd 303, sanggar 138 dan gereja 2.


                                                               KRIMINALITAS

           Keamanan dan ketertiban  merupakan salah satu Pendorong proses pembangunan. Terjadinya masalah kriminalitas kemungkinan disebabkan  antara lain pertambahan pendudk dan banyaknya pengangguran. Kedua hal tersebut akan menimbulkan kerawanan social karena para penganggur dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka timbul keinginan untuk melakukan tindakan kejahatan berupa pencurian, pembunuhan dan lain-lain.
          Adapun jumlah peristiwa kejahatan termasuk kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan pada tahun 2005 tercatat 159 peristiwa dan pada tahun 2006 turun menjadi 1006 peristiwa.
                                                                                                                                                                                                    By:Sahar_Pratama

Monday, 2 January 2012

Sejarah Kesehatan Mental (Psikologi KesMen)

SEJARAH KESEHATAN MENTAL
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi. Sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Khusus untuk masyarakat I ndonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut  membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mestinya mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan mental. Faktor budaya pun seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang beragam mengenai penderita gangguan mental. Oleh sebab itu, berikut dipaparkan sejarah mengenai perkembangan kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa, dan semoga paparan ini menjadi referensi berbagai pandangan mengenai kesehatan mental yang saat ini ada di Indonesia.
A.GANGGUAN MENTAL TIDAK DIANGGAP SEBAGAI SAKIT
v    (Tahun 1600 dan sebelumnya)
Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai “penyembuh” (healer,shaman) orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan mejalani ritual penebusan dan penyucian.
Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena dimasuki oleh roh-roh yang ada di sekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu, mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang seta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.

v    Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir/guna-guna atau dirasuki setan. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Bahkan pengadilan pernah memvonis 19 orang untuk digantung karena dianggap memiliki sihir. Padahal mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir kemungkinan besar mengalami gangguan mental sehingga hidup mereka tampak aneh dan berbeda bagi kebanyakan orang.

Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya Inggris, agak sedikit berbeda, sebelum abad ke-17, orang gila disamakan dengan penjahat/kriminal, sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara.

John Locke (1690) dalam tulisannya yan berjudul An Essay Concerning Understanding,  menyatakan bahwa terdapat derajad kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus-menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tpat. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.


B.  GANGGUAN MENTAL DIANGGAP EBAGAI SAKIT

ü    Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan tahkhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
Pada abad ke-17 dan 18 individu yang menderita penyakit mental berada dalam penderitaan yang besar di tangan masyarakat Amerika. Mereka dilihat sebagai seorang yang dirasuki setan atau dicirikan sebagai dikuasai sifat-sifat kebinatangan sehingga mereka menjadi subjek penanganan yang menyedihkan. Penyiksaan fisik maupun mental merupakan hal yang umum dan penggunaan pembatas fisik yang meluas seperti jacket yang ketat dengan tangan yang berat dan kaki yang dirantai-mengeluarkan pasien dari martabat dan kebebasannya. Para pendiri  pada abad ke 19, seperti Phillip Pinel di Perancis dan Dorothea Dix, membuat lompatan besar dengan mempromosikan penanganan manusiawi bagi penderita penyakit mental, tetapi kondisinya masih jauh dari ideal. Phillipe Pinel ditunjuk sebagai dokter yang mengawasi Rumah sakit Bicetre, Paris (rumah sakit jiwa untuk pria) pada tahun 1793. Dia memutuskan uuntuk tidak meranntai pasien gila. Dia kemudian ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita) pada tahun 1795.

ü    Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind.  Ini merupakan buku tesk psikiatri Amerika pertama.

Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa (Therapeutic Optimism).  Hal ini disebabkan berkembangkannya teori dan teknik dalam menangani orang sakit jiwa di rumah sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh kepercayaan bahwa penanganan di rumah sakit jiwa merupakan hal yang benar dan cara ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. Pada tahun 1842 psikiater mulai masuk dan mendapatkan peranan penting di rumah sakit, menggantikan ahli hukum yang selama ini ternyata membuahkan kegagalan, maka tidak lama kemudian muncul masa terapi psimisme (therapeutic pesimism) . ini teruma dipengaruhi oleh sosialisme. Darwin menyatakan bahwa gangguan mental adalah perkembangan evolusi sehingga merupakan bawaan dan tidak mungkin diubah lagi.


ü    Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat.

ü   Tahun 1908
Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman, yang kemudian mengalami gangguan setelah mengalami sakit dan saudara laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, Dia di masukkan ke rumah sakit mental swasta di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak  manusiawi dan mengalami penyiksaan fisik dan mental di bawah kekuasaan orang  yang tidak terlatih dan tidak kompoten di rumah sakit.     Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbaggai negeri Middletown, Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di institusi ini mencetuskan keberanian untuk memperbaharui perawatan bagi individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself, merupakan laporan pengalamannya sendiri sebagai pasien sakit mental dan secara jelas menggambarkan kekejaman lembaga perawatan. Buku tersebut memberikan akibat yang segera, menyebarakan visinya mengenai gerakan kesehatan mental. Beers kemudian mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Higiene yang kemudian pada tahun berikutnya berubah menjadi Komite Nasional untuk Mental Higience (the National for Mental Hygience). Yang merupakan pendahulu Asosiasi Kesehatan Mental Nasional sekarang ini.

Tujuan Asosiasi ini adalah untuk:
-          Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mmental dan penderita dan penderita sakit mental.
-          Memperbaiki pelayanan terhadap penderita sakit mental
-          Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental.

ü    Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clarck di Worcester, Massachusetts.

ü   Tahun 1910
Emil Kraeplin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk medeteksi adanya gangguan epilepsi.

ü   Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan mejalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon  untuk pelatihan psikoanalisa.

ü   Tahun 1920-an
Komite Naional untuk Mental Higiene menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga mmembantu penelitian-peenelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental.

Harry Stack Sullivan yang mengawasi pasien Scizhofrenia di Rumah Sakit Sheppard-Pratt Hospital menunjukkan pengaruh lingkungan terapeutik ketika para paien dapat dikembalikan ke masyarakat.

Pada tahun 1920-1930 di Eropa terjadi perubahan treatmen dalam menangani gangguan mental. Perubahan ini berkat pengaruh teori Freud yang pada masa itu menjadi terkenal. Perubahan treatmen tersebut meliputi :

-          Treatmen di dalam rumah sakit kurang diminati, diganti treatmen yang dilakukan di luar rumah sakit.
-          Treatmen di lakukan tidak memerlukan sertifikasi
-          Treatmen dilakukan dirumah sakit.

ü   Tahun 1930-an
Psikiater lebih menginjeksikan insulin yang menyebabakan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk penderita schizofrenia.

ü   Tahun 1936
Agas Moniz mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an, diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental Amerika.

ü   Tahun 1940-an
Elektropika, yaitu terapi dengan cara menngaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali digunakan di rumah sakit Amerika untuk menangani penyakit mental. Pada tahun 1940-an-1950 dimulainya perawatan masyarakat bagi penderita gangguan mental Inggris.

ü   Tahun 1947-an
Fountain House di New York City memulai rehabilitasi psikiatrik untuk orang-orang yang mengalami sakit mental.

ü   Tahun 1950
Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga organisasi, yaitu National Commite for Mental Hygiene, National Mental Health Foundatio, dan Psychiatric Foundation. Lembaga baru ini melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas. Melalui program televisi, distribusi literatur dan media lainnya. NAMH melanjutkan mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental-mental dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.

ü   Tahun 1952
Obat antiseptik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine, diperkenalkan untuk menangani pasien schizoprenia dan gangguan mental utama lainnya.


ü    Tahun 1960-an
Obat-obat antisptik konvensional, seperti haloperidol, digunakan pertama kali untuk mengontrol simtom-simtom yang positif (nyata) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang. Hal ini memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang. Hal ini kemudian menjadi keharusan untuk digunakan pada permulaan  bagia pasien yang gaduh dan kacau. Lithium kemudian diketemukan dan menjadi obat yang merevolusi treatmen bagi penderita manis depresif.

Media Inggris mulai mengungkapkan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit mental untuk menceritakan pengalamn mereka. Pada masa ini segala hal yang tabu berkaitan dengan mental mulai dibuka dan dibicarakan secara umum.


C. GANGGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI BUKAN SAKIT

·         Tahun 1961
Thomas Scasz membuat tulisan yang berjudul The Myth of Mental Ilness, yang mengemukakan dasar teiori yang menyatakan bahwa “sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul sakit”, tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.

·         Tahun 1962
Ada 422.000 orang yang tinggal dirumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat.

·         Tahun 1970
Mulainya deinstitusionalisasi massal. Pasien dan keluarga mereka kembali pada sumber-sumber mereka sendiri sebagai akibat kurangnya program-program bagi pasien yang telah keluar dari rumah sakit untuk rehabilitasi dan reintegrasi kemabali ke masyarakat.

·         Tahun 1979
NAMH menjadi the National Health Association (NMHA)

·         Tahun 1980
Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opname dirumah sakit dalam jangka waktu yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental. Ini tidak terlepas dari peranan NHMA yang menggalang dukungan dari akar rumput dan bekerja sama dengan pemerintah dalam menghasilkan the Mental Health Systems Act of 1980. Akta tersebut memungkin tumbuhnya pusat-pusat kesehatan mental masyarakat Amerika yang mengijinkan individu dengan penyakit mental untuk tinggal dalam rumah dan masyarakat mereka dengan masa opname yang pendek.




D. MELAWAN DISKRIMINASI TERHADAP GANGGUAN MENTAL

v  Tahun 1990
NMHA memainkan peran penting dalam memunculkan Disabilities Act,  yang melindungi warga Amerika yang secara mental dan fisik disable dari diskriminasi pada beberapa wilayah, seperti pekerjaan, akomodasi publik, transportasi, telekomunikasi, dan pelayanan pemerintah pusat dan lokal. Sementara itu, teknologi penggambaran otak digunakan untuk mempelajari perkembangan penyakit mental utama dengan lebih baik lagi.

v  Tahun 1994
Obat antiseptik atipikal yang pertama dikenalkan ini. Ini merupakan obat antipsikotik baru pertama setelah hampir 20 tahun penggunaan konvensional.

v  Tahun 1997
Peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar yang menunjukkan bahwa penyakit ini diturunkan.

Berdasarkan sejarah kesehatan mental di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata pandangan masyarakat terhadap apa yang disebut sebagai sakit mental/sakit jiwa/gangguan mental ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Makna gangguan mental yang berbeda-beda tersebut membawa implikasi yang berbeda juga dalam menangani individu yang terkena gangguan mental.

Bila gangguan mental dipahami sebagai karena mengalami kerasukan roh seperti yang dimaknai oleh masyarakat Indian dan juga sebagai masyarakat Indonesia, individu yang mengalaminya bisa saja malah dipandang memiliki kelebihan khusus sehingga mendapatkan kedudukan khusus masyarakat. Atau kalaupun gangguan mental yang mengalaminya akan mendapatkan ritual-ritual khusus supaya dapat dipulihkan. Setidaknya, mereka tidak mendapatkan stigma yang negatif, karena masyarakat menanggap mereka tidak sakit sehingga masih dapat menerima kehadiran mereka.

Gangguan mental bisa dipahami sebagai kerasukan setan, atau akibat sihir. Biasanya ini karena pengaruh agama monoteis yang dianut oleh masyarakat setempat. Akibatnya perlakuan individu yang mengalami gangguan mental menjadi berbeda. Ritual masih tetap diadakan, tapi perlakuan masyarakat sekitar terhadap si penderita menjadi negatif. Penderita biasanya ditolak dan diasingkan, karena sedikit banyak dianggap berbahaya atau membawa akibat negatif bagi sekitarnya. Namun bisa saja pada beberapa kasus, penderitanya malah dianggap sebagai sebagai Nabi atau wakil Tuhan sehingga justru menarik banyak pengikut meskipun ajarannya secara logika ttidak mengacu pada akal sehat.

Gangguan mental juga bisa dimaknai bukan penyakit, tetapi sebagai tindakan kriminal seperti yang pernah dipahami oleh masyarakat Inggris. Penderitanya lalu dimasukkan dalam penjara dan mendapatkan perlakuan seperti penjahat pada umumnya.

Gangguan mental pernah dimaknai sebagai ketidakmampuan untuk berpikir rasional. Orang yang terganggu mentalnya dipandang  memiliki pola pikir  irasional. Ini terutam dipengaruhi oleh filsafat rasinalisme dan emperisme yang saat itu memiliki pengaruh yang kuat di Eropa. Oleh karena itu gangguan masih belum dimaknai sebagai sakit.

Dunia medis memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman mengenai gangguan mental. Dunia medis memandang penderita gangguan mental sebagai betul-betul mengalami sakit. Dunia medis melihat sakit mental sebagai berakar dari sakit kebutuhan, terutama di otak, sehingga penanganan penderita gangguan mental menjadi mirip penderita sakit fisik, yaitu melalui medikasi, hospitalisasi, bahkan operasi/ppembedahan. Pandangan medis ini, sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan sampai sekarang ini masih menjadi arus utama yang memengaruhi pemahaman orang mengenai kesehatan mental.

Ilmu perilaku yang semakin berkembang juga memberikan pemahaman tersendiri mengenai gangguan mental. Berdasarkan pandangan ini, penderita gangguan  dimaknai sebagai ketidak mampuan mereka untuk melakukan penyesuain diri yang sesuai  denga realitanya. Individu terganggu karena  memiliki  perilaku yang tidak adaptiff, sehingga penangannya adalah dengan mendidik individu yang bersangkutan untuk menghilangkan perilaku yang tidak adaptiif dan menggantinya dengan perilaku yang lebih adaptif. Menurut pandangan ini, gangguan mental dihubungkan dengan lingkungan (ekologi) individuu sehingga pemulihan individu yyang bersangkutan selalu dikaitkan dengan lingkungannya. Inilah yang menandai penanganan individu yang bergangguan tidak lagi dirumah sakit, tetapi di tengah lingkungan keluarganya.

Masih ada lagi pandangan-pandangan lain mengenai gangguan mental, seperti aliran antipsikiatri yang pendapatnya justru bertolak belakang dengan pandangan medis mengenai sakit mental. Tentu saja pandangan tersebut juga membawa dampak perbedaan dalam penannganan terhadap individu yang mengalami gangguan mental. Memahami setiap pandangan yang muncul mengenai sakit mental menolong kita untuk memiliki gambaran yang menyeluruh dan integral mengenai apa itu gangguan mental yang sesungguhnya. Ini juga akan membantu untuk melakukan upaya-upaya dalam penganan atau treatmen terhadap individu yang mengalami gangguan mental, sebab setiap pandangan yang muncul dan berkembang mengenai gangguan mental, sedikit banyak memiliki kebenaran yang perlu diperhatikan. Apalagi masalah gangguan mental bukanlah semata-mata gejala fisik saja. Masih banyak wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang sat ini dimiliki, sehingga upaya-upaya untuk mewujudkan kesehatan mental , tidak bisa dilakukan berdasarkan pandangan yang berat sebelah saja dari sudut pandang tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
v  Siswanto. 2007. Kesehatan Mental “ Konsep, Cakupan dan Perkembangan”. Yogyakarta. Penerbit Andi